Sekelumit curhatan, tapi nggak tahu lagi kalau ujung-ujungnya panjang, namanya juga blo, kan untuk share, mungkin aja ada yang memiliki pengalaman serupa. Kenapa sih milih kursus rias pengantin, kenapa nggak kursus yang lainnya gitu? Meskipun berawal dari nggak sengaja nyemplung, rasanya enjoy aja kalau sedang ngerias orang lain.
Awalnya kan ditawari mbak ipar untuk ikutan ngerias, diajarin secara sekilas, hanya beberapa minggu, kemudian disuruh terjun ke lapangan, bermula hanya bantuin bersihin muka, kasih pelembab plus memoles alas bedak, dikasih uang saku loh, meskipun nggak seberapa. Kemudian beli peralatan make up pakai duit sendiri yang bisa dikatan sebagai modal awal, jutaan gitu lah kalau ditotal. Mahal? Iya, awalnya aku kira mahal banget.
Alhamdulillah balik modalnya lumayan cepat, nggak nyangka juga sih. Ya namanya juga cewek, naluri duit rasanya bikin hati bergetar😍😎, urusan materi nggak perlu ditanya, tapi mental juga harus siap sedia. Jangan dilihat enak – enaknya aja meskipun yaaaa enak banget, tapi kan kita jual jasa, harus memuaskan pelanggan. Uuhhh. Akupun nggak terhindar dari kritikan, ya namanya juga sari, ambil aja baiknya, harus banyak belajar dan tetap semangat! Ya buktiknya, sampai sekarang masih cinta dengan dunia ini.
Karena “hanya” modal belajar kilat beserta melihat tutorial di yutube, ada yang menyarankan aku untuk kursus aja, karena jujur saja tim perias yang biasanya diajak kerjasama di WO punyanya mbak ipar, merupakan perias yang udah memiliki jam terbang tinggi, ada yang sekolas tat arias, ada yang udah rias lamaaaa banget. Lihat mbak – mbak perias yang sudah mahir masih selalu belajar, diskusi teknik, lah akunya yang masih newbie harus lebih semangat untuk belajar dong, baiklah aku cari info kursus.
Kenapa harus kursus, kok nggak minta diajarin mbak – mbak perias? Meskipun merias wajah itu “gitu – gitu” aja, wajah orang kan ya anatominya nggak berubah, tapi namanya keahlian, pasti setiap orang memiliki teknik sendiri, milih kursus untuk memperkaya teknik, ilmu yang aku dapat bisa beragam, lagi pula kalau minta ajarin mbak – mbak perias suka ada rasa “nggak enak’an”, kadang mereka kalau ditanya tariff untuk kursus, kadang gratis aja, atau murah meriah, kan aku nggak enak, dunia jasa itu memang dunia yang tak kasat mata, mengukur kemampuan, keahlian, jam terbang memang nggak nampak tapi hasilnya langsung cliiing bagus. Jadinya pilih kursus aja biar nggak ada rasa sungkan, independen, dan kalau berbayar, akunya jadi semangat.💗
Nggak sulit cari kursus atau lembaga pelatihan di Surabaya ataupun sidioarjo. Tapi biasanya rias pengantin masih satu atap dengan kursus salon atau fashion, desain baju gitu. Bisa pilih ke semuanya atau hanya pilih salah satu. Nah, mau tahu aku pilih yang mana, nanti aja aaaahhh… masih memantapkan pilihan, nanti aku posting lagi😋